Selasa, 23 Juli 2013

Contoh Karya Tulis Matematika


BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang Masalah
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi, penerapan ilmu matematika tidak terlepas dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena itulah konsep-konsep dasar matematika harus dikuasai siswa sejak dini, yang akhirnya terampil dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Penjumlahan adalah salah satu operasi hitung yang mulai diajarkan di kelas I (satu) Sekolah Dasar. Umumnya guru menjelaskan konsep penjumlahan terpisah dengan masalah sehari-hari, sehingga sulit diterima siswa. Hal tersebut menyebabkan pembelajaran tidak bermakna, padahal operasi penjumlahan merupakan prasyarat yang harus dikuasai oleh siswa untuk melanjutkan ke pembelajaran selanjutnya.
Siswa yang tidak menguasai materi penjumlahan akan merasakan kesulitan dalam mengikuti pelajaran selanjutnya. Apabila hal ini terus berlanjut, maka siswa bisa saja tidak menyukai pelajaran matematika karena mengganggap pelajaran matematika itu sulit sekali, bahkan siswa akan malas bersekolah bila ada pelajaran matematika.
Untuk mengembangkan kemampuan pelajaran matematika dalam materi penjumlahan dapat dilakukan sambil bermain dengan berbagai media yang bersifat edukatif dan guru dalam mengolah kegiatan belajar mengajar tersebut dapat mendorong, menantang, merangsang dan menarik minat siswa untuk melakukan kegiatan belajar mengajar secara optimal. Dengan kegiatan yang optimal maka tujuan pendidikan yang diharapkan akan tercapai.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan berhitung permulaan dengan permainan kartu bergambar, karena dapat bermanfaat untuk melatih siswa bersosialisasi, menemukan sikap bekerjasama dan membantu siswa mengenal dasar-dasar berhitung permulaan sehingga siswa akan tertarik dan senang dalam mengikuti proses pembelajaran.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa masalah yang sering timbul dengan metode bermain adalah banyak waktu yang tersita, kelas menjadi tidak tertib dan penyampaian materi pun tidak merata antara siswa yang memperhatikan dengan yang tidak. Masalah-rnasalah seperti itu dapat terhindarkan jika guru mampu memilih permainan yang tepat.
Salah satu permainan yang efesien yaitu permainan kartu bergambar. Memang pada umumnya sudah tidak asing di SD kelas I dalam mengenalkan berhitung permulaan, tetapi permainan ini sering terlupakan dan tidak digunakan. Padahal permainan kartu bergambar dapat merangsang siswa agar lebih cepat mengenal angka maupun bilangan. Permainan ini pun mudah didapat bahkan dapat dibuat sendiri dengan berbagai variasi namun tetap memenuhi kriteria atau pedoman yang ada.
Selain itu, permainan ini dapat disediakan sesuai dengan jumlah siswa sehingga masing-masing siswa dapat mengikuti pembelajaran secara bersamaan dan masalah ketertiban kelas pun dapat ciptakan. Keuntungan lainnya permainan ini pun dapat dipergunakan di rumah maupun di sekolah. Dengan demikian alokasi waktu pun tidak menjadi masalah. Berdasarkan uraian sebelumnya, dalam mengembangkan kemampuan berhitung permulaan perlu memperhatikan tahapan perkembangan siswa. Selain itu, penggunaan alat permainan edukatif / permainan juga penting diperhatikan. Permainan yang menyenangkan dan membuat siswa tertarik serta antusias memudahkan siswa memahami konsep berhitung permulaan bila diajarkan dengan permainan kartu bergambar. Untuk mengetahui apakah penggunaan kartu bergambar dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang penjumlahan di kelas I Sekolah Dasar, maka penulis merasa perlu untuk melaksanakan suatu penelitian.
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi latar belakang permasalahan, maka peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini pada : “Upaya meningkatkan hasil belajar matematika pada materi penjumlahan bilangan bulat melalui penggunaan media kartu bergambar di SD Negeri  1 Kota Bengkulu, Propinsi Bengkulu.
Agar penelitian ini dapat menjadi lebih terarah, maka permasalahan tersebut dijabarkan ke dalam pertanyaan sebagai berikut :
1.        Bagaimana hasil belajar matematika tentang penjumlahan bilangan bulat di kelas I SD Negeri 1 Kota Bengkulu melalui penggunaan media kartu bergambar?
2.        Bagaimana respon siswa terhadap penjumlahan bilangan bulat melalui penggunaan media kartu bergambar?
C.       Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1.        Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa pada materi penjumlahan bilangan bulat di kelas I SD Negeri 1 Kota Bengkulu melalui penggunaan media kartu bergambar.
2.        Untuk mengetahui respon siswa terhadap penjumlahan bilangan bulat melalui penggunaan media kartu bergambar.
D.       Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat baik secara teoritis dan praktis :
1.    Secara Teoritis
     Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang pengembangan kemampuan kognitif pada siswa kelas I, khususnya pengembangan di bidang kemampuan berhitung permulaan melalui kegiatan permainan kartu bergambar bagi siswa usia 6 - 7 tahun.
2.    Secara Praktis
a.    Siswa SD Kelas I
     Pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi penjumlahan.
b.    Guru
     Penelitian ini diharapkan dapat menemukan alternatif media pembelajaran maternatika sehingga diperoleh hasil belajar yang maksimal.
c.    Orang Tua
    Sebagai informasi dan pengetahuan kepada orang tua tentang perkembangan kognitif siswa kelas I melalui kegiatan bermain dengan menggunakan kartu bergambar untuk mengembangkan kemampuan berhitung permulaan pada siswa usia 6 - 7 tahun.
d.   Masyarakat
     Diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat sebagai alternatif pembelajaran sehingga berhitung menjadi lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa melalui permainan kartu bergambar.










BAB II
LANDASAN  TEORITIS

A.       Acuan Teori dan Fokus Penelitian
1.         Pembelajaran Matematika
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kata pembelajaran adalah kata benda yang diartikan sebagai “proses, cara, menjadikan orang atau mahluk hidup belajar” (Depdikbud). Kata ini berasal dari kata kerja belajar yang berarti “ berusaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman”(Depdikbud).
Menurut Gagne dan Briggs dalam (Aisyah) melukiskan pembelajaran sebagai “upaya orang yang tujuannya adalah membantu orang belajar” (Aisyah, dkk, 2007), secara lebih terinci Gagne mendefinisikan pembelajaran sebagai “ seperangkat acara peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung terjadinya beberapa proses belajar yang sifatnya internal (Gredler, 1991).
Dari ketiga pengertian pembelajaran tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran berpusat pada kegiatan siswa belajar dan bukan berpusat pada kegiatan guru mengajar. Oleh karena itu pada hakekatnya pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan memungkinkan seseorang (si pelajar) melaksanakan kegiatan belajar matematika, dan proses tersebut berpusat pada guru mengajar matematika. Pembelajaran matematika harus memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika.



2.         Tujuan Pembelajaran Matematika
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang KTSP, bahwa ; Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai   berikut :
1)   Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
2)   Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan  matematika
3)   Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4)   Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5)   Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.




2.         Hakikat Hasil Belajar Matematika
Hasil Belajar Matematika dapat dijabarkan sesuai pengertiannya yaitu sebagai berikut:
a.   Hasil Belajar
       Berdasarkan hakikatnya hasil belajar adalah kemampuan yang di peroleh siswa setelah melalui kegiatan belajar.
b.   Matematika
       Matematika adalah bahasa simbol untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan, yang memudahkan manusia berpikir dan memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.
Jadi berdasarkan uraian pengertian di atas, hasil belajar matematika adalah kemampuan yang diperoleh siswa pada perhitungan dan penalaran matematika setelah melalui kegiatan belajar.
Piaget lebih menekankan bahwa pembelajaran matematika untuk siswa harus disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan siswa. Menurutnya, memperkaya pengalaman konkret sangat penting bagi perkembangan mental siswa. Piaget juga menyatakan bahwa belajar tidak harus bergantung pada guru, tetapi juga harus keluar dari dalam diri siswa sendiri.
Berdasarkan teori-teori pembelajaran matematika yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, maka dalam memberikan pembelajaran matematika dalam bentuk konkret, secara bertahap, dan dengan cara yang bervariatif. Siswa juga harus dilibatkan aktif dalam pembelajaran, serta tidak lupa untuk selalu mengadakan pengulangan pelajaran.

3.         Hakikat Penjumlahan
Penjumlahan adalah salah satu operasi aritmetika dasar. Penjumlahan merupakan penambahan sekelompok bilangan atau lebih menjadi suatu bilangan yang merupakan jumlah. (http://id.wikipedia.org/wiki/Penjumlahan)
Hakikat penjumlahan yang pertama ditanamkan pada siswa/peserta didik adalah “bertambah” dan ini merupakan bahasa sehari-hari yang sering didengar oleh siswa siswi maupun peserta didik pada jenjang pendidikan dasar. Contoh dalam penjumlahan disini misalnya : Dalam sebuah wadah diatas meja tersedia 5 buah kelereng, siswa/peserta didik disuruh menambahkan kelereng baru kedalam wadah tersebut sebanyak 4 buah kelereng, dengan alat peraga yaitu kelereng.
Ø Jumlah kelereng dalam wadah 5 ditambah 4 kelerang baru, maka  
     5     + 4 =  9.
Ø Di awal masa belajar/sekolah anak akan mengenal aspek “tambah” dari operasi penjumlahan. Ini terjadi ketika ingin menambahkan sebagian benda baru kedalam suatu kumpulan. Misalnya : saya mempunyai 2 buah pensil, saya tambahkan 3 buah pensil lagi. Berapa jumlah pensil semuanya?
Aspek lain penjumlahan menemukan jumlah benda. Contoh : Saya mempunyai 3 buah buku, sedangkan Dewi mempunyai 2 buah buku, berapakah jumlahnya? Siswa dapat menunjukkan dengan gambar.

                                                            =



Gambar l. Media Kartu Bergambar
Jadi apabila menjumlahkan sebuah bilangan dengan bilangan lain, artinya kita menambah bilangan ditambah sebanyak bilangan yang ditambahkannnya.





B.       Acuan Teori Rancangan-Rancangan Alternatif

1.         Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat visual, audial,projected still media maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut Multi Media.

2.         Hakikat Permainan Kartu Bergambar
Belajar sambil bermain merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang menarik kecintaan siswa dalam sebuah bidang ilmu pengetahuan. Montessori sebagaimana dikutip oleh Malla (2002:36), menyatakan bahwa pembelajaran pada siswa kelas I dapat menggunakan teori “Learning by doing”. Pembelajaran dilakukan dengan mengutamakan penggunaan alat peraga dan alat permainan. Ini berarti dalam pembelajaran pada siswa kelas I selalu melibatkan berbagai macam bentuk alat dan permainan.
Eksplorasi, observasi dan eksperimen yang merupakan kegiatan ilmiah pun mendapatkan tempat yang sesuai dengan teori belajar yang dinyatakan oleh Montessori. Melalui alat permainan dan bermain sambil belajar, siswa dapat melakukan ketiga hal tersebut untuk memenuhi rasa keingintahuan. Rasa ingin tahu pada siswa harus ditanamkan sejak dini. Hal ini dilakukan agar kelak siswa selalu mencari dan bertanya tentang segala sesuatu yang ingin diketahuinya.
Gambar adalah bahasa yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Sifatnya konkret dan dapat mengatasi keterbatasan pengamatan, karena gambar merupakan bentuk nyata dari benda sesungguhnya, sehingga dengan hanya melihat gambar maka dapat membayangkan benda sesungguhnya walaupun benda tersebut belum pernah dilihat atau diketahuinya.
Kartu bergambar adalah salah satu media yang dapat melatih daya pikir siswa. Kartu bergambar dapat dipergunakan untuk mengenalkan konsep bilangan, kartu bergambar dapat dipergunakan untuk mengenalkan konsep berhitung permulaan pada siswa usia 6 - 7 tahun dengan gambar-gambar sebagai simbolnya. Artinya pada usia 6 - 7 tahun yang merupakan masa praoperasional konkret maka siswa dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya dengan benda-benda yang nyata sebagai simbolnya seperti kartu-kartu bergambar.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka pengertian permaianan kartu bergambar adalah suatu alat/media untuk bereksplorasi dan mencari informasi tentang segala sesuatu yang belum diketahuinya. 
 C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam diatas, maka hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah jika pembelajaran matematika disajikan dengan menggunakan alat bantu kartu bergambar maka hasil belajar matematika siswa usia 6-7 tahun dapat ditingkatkan.








BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.       Tempat dan Waktu Penelitian
1.        Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Kota Bengkulu, Propinsi Bengkulu.
2.        Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas I SD Negeri 1 Kota Bengkulu yang berjumlah 28 orang, terdiri dari 12 orang laki-laki dan 16 orang perempuan. Dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2012 semester I tahun pelajaran 2012-2013.
B.       Metode dan Disain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Tindakan (Action Research) yang merupakan kegiatan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan atau pendekatan yang bertujuan mengembangkan keterampilan dalam rangka memecahkan masalah melalui penerapan langsung. Dalam dunia pendidikan, penelitian ini dapat memperbaiki efektivitas dan efesiensi praktik pembelajaran.
Untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas dirancang dari siklus ke siklus, dengan target penggunaan metode permainan kartu bergambar meningkat sehingga hasil belajar meningkat pula, berikut ini adalah bagian awal dari rancangan Penelitian Tindakan Kelas.
1.    Tahap Perencanaan
2.    Tahap Tindakan
3.    Tahap Pengamatan/Observasi
4.    Tahap Refleksi



C.       Data dan Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penilaian ini ada 2, yaitu: a) Data Proses,   b) Data hasil belajar penyelesaian soal penjumlahan. Data proses berfungsi sebagai pemantau tindakan yang merupakan data yang digunakan sebagai pengontrol kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan, dalam hal ini pembelajaran dengan menggunakan permainan kartu bergambar. Sedangkan data hasil belajar penyelesaian soal penjumlahan digunakan untuk keperluan analisis data penelitian sehingga diperoleh gambaran peningkatan hasil belajar penyelesaian soal penjumlahan.
Data tersebut diperoleh dari dua sumber, yaitu :
1)        Data proses, yaitu data yang diambil dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh peneliti. Lembar observasi memuat gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran, baik kondisi, keadaan siswa, tindakan guru, dan hal lain yang diperlukan sebagai pendukung keberhasilan PTK.
2)        Data hasil, berupa hasil tes kemampuan pembelajaran menyelesaikan soal penjumlahan menggunakan permainan kartu bergambar. Data ini diambil dengan tes pada akhir pembelajaran.

D.       Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
1.         Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan pada setiap siklus dimulai dari awal sampai berakhirnya tindakan siklus I sampai siklus terakhir. Untuk melakukan pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa teknik, yaitu observasi dan tes.
2.         Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang peningkatan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan dengan menggunakan kartu bergambar. Sesuai dengan tujuan tersebut, maka dalam penelitian dibutuhkan 2 data yaitu :
1)   data tentang hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal   penjumlahan,
2)    data tentang pelaksanaan penggunaan kartu bergambar.
             Instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:
1)    Instrumen Tes Hasil Belajar Menyelesaikan Soal penjumlahan.
2)    Instrumen Pelaksanaan























BAB IV
PEMBAHASAN

A.       Pembahasan
1.         Siklus I (Pertemuan ke 1)
a.         Perencanaan
Pada siklus I dirancang pembelajaran matematika yaitu penjumlahan sampai dengan 20 dengan menggunakan alat bantu (kartu bergambar) di kelas I SD Negeri 1 Kota Bengkulu. Siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan.
b.        Pelaksanaan
Kegiatan pada siklus I, pertemuan 1 kegiatan pertama diawali dengan pengkondisian kelas untuk siap belajar. Kemudian diianjutkan dengan kegiatan melaksanakan apresiasi dengan memberikan pertanyaan tentang penjumlahan, contohnya: Ibu  mempunyai 8 buah permen, kemudian diberi lagi oleh ayah 5 buah permen, berapa buah semua permen Ibu sekarang?
Setelah melakukan apersepsi, guru (peneliti) menyampaikan tujuan yang hendak dicapai pada kegiatan hari ini, kemudian siswa dibagi dalam 7 Kelompok. Siswa diperkenalkan dengan kartu bergambar sebagai alat bantu untuk melakukan penjumlahan sampai 20.
Pertama-tama siswa diperkenalkan pada masing-masing kartu bergambar dengan nilai angka yang berbeda.
       Misalnya:
                 
Gambar 4.1. Media Kartu Bergambar
Kemudian siswa diberikan penjelasan cara menggunakan kartu bergambar sesuai dengan kebutuhan. Siswa dalam kelompok berlatih menggunakan kartu-kartu bergambar sesuai dengan bilangan yang diberikan oleh guru (peneliti).
Siswa diberikan soal - soal latihan tentang penjumlahan misalnya :
3 + 4 = ...
Langkah-langkah penggunaan kartu bergambar, siswa mencari gambar yang jumlahnya 3, kemudian siswa mencari gambar yang berjumlah 4, gambar yang yang berjumlah 3 disatukan (dijumlahkan) dengan gambar yang berjumlah 4, jika digambarkan sebagai berikut:
                                                                                                                                       
Gambar 4.2. Media Kartu Bergambar
Pada kartu bergambar yang menunjukkan jumlahnya 3 dengan gambar 4 dihitung semua itulah yang menunjukkan hasilnya.
Setelah siswa mengerjakan latihan soal-soal, kemudian bersama-sama guru membahas soal tersebut lalu siswa bersama guru (peneliti) menyimpulkan pelajaran, sebagai tindak lanjut siswa diberikan PR.
Siklus I (Pertemuan ke 2)
Pemberajaran dimulai dengan pengkondisian kelas agar siap untuk belajar.  Sebagai apersepsi guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah ke materi pelajaran, kemudian mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan guru dengan menggunakan kartu bergambar, siswa bersama guru (peneliti) membahas soal yang terah dikerjakan siswa dalam kelompoknya. Kemudian menyimpulkan pembelajaran hari ini, kegiatan diakhiri dengan pemberian test formatif.

c.         Tahap Observasi
Dari observasi peneliti terhadap pembelajaran siklus I didapatkan:
1)   Contoh-contoh yang diberikan dalam menggunakan alat bantu (kartu bergambar) untuk membantu siswa memahami materi ajar masih kurang.
2)   Kesempatan siswa untuk berlatih menggunakan alat bantu (kartu bergambar) dirasa masih kurang

d.        Tahap Refleksi
Setelah peneliti melakukan proses belajar dan melakukan observasi peneliti melakukan refleksi (merenungkan kembali proses belajar mengajar yang telah dilakukan peneliti). Berdasarkan pengamatan dan hasil refleksi terhadap pembelajaran siklus I ditemukan hal-hal khusus, yaitu:
1)   Pada dasarnya siswa kelas satu aktif.
2)   Beberapa kelompok masih lambat dalam menggunakan alat bantu dalam penjumlahan.
3)   Masih terdapat beberapa siswa yang tidak aktif dalam kelompoknya.
Dalam pengamatan pada proses pembelajaran di kelas satu diperoleh kesimpulan yaitu masih terdapat beberapa siswa yang belum memahami cara penjumlahan, sehingga banyak jawaban yang hasilnya masih salah, dikarenakan siswa tersebut tidak aktif dalam menggunakan alat bantu. Jika yang menjadi fokus perbaikan adalah: “Bagaimana mengefektifkan penggunaan kartu bergambar dalam penjumlahan sehingga hasil belajar siswa meningkat”.
       Cara mengatasi:
1)   Merencanakan pembelajaran dengan menggunakan media/alat bantu (kartu bergambar).
2)   Proses pembelajaran dilaksanakan seefisien mungkin sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3)   Memberikan contoh-contoh dalam penjumlahan.
4)   Memberikan penjelasan mengenai langkah-langkah menyelesaikan soal penjumlahan dengan menggunakan kartu bergambar.
5)   Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih tentang penjumlahan secara individu.
6)   Memberikan bimbingan kepada siswa yang belum paham.
7)   Menyiapkan alat bantu (kartu bergambar) sejumlah siswa.

2.         Siklus II
a.         Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil siklus kesatu dan permasalahan-permasalahan yang ditemukan, yaitu siswa sudah memahami nilai angka suatu bilangan, namun masih beberapa siswa kurang teliti dalam melakukan penjumlahan atas dasar permasalahan tersebut direncanakan tindakan apa yang akan dilakukan untuk menerapkan strategi pembelajaran yang tepat pada siklus kedua, maka direncanakan tindakan berikutnya yang disusun dalam pembelajaran pada siklus ke II.
b.        Tahap Pelaksanaan
Seperti biasa kegiatan diawali dengan pengkondisian siswa agar siap untuk belajar, apersepsi, dan penyampaian tujuan.
Pada kegiatan ini alat bantu kartu bergambar disiapkan sejumlah siswa yaitu 28 siswa. Masing-masing siswa berlatih mengerjakan soal penjumlahan dengan menggunakan kartu bergambar sesuai dengan langkah-langkah penyelesaiannya. Misalnya: 12 + 8 =  ...
Langkah-langkah penyelesaiannya adalah sebagai berikut:
1)   Menentukan kartu-kartu bergambar sesuai angka yang digunakan.
2)   Soal-soal latihan yang dikerjakan siswa dibahas bersama-sama oleh siswa dan guru (peneliti). Kemudian bersama-sama menyimpulkan pembelajaran hari ini.


c.         Tahap Observasi
Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap pembelajaran siklus II, ditemui hal-hal yaitu:
1)   Siswa sudah mulai cepat menggunakan alat bantu dalam penjumlahan
2)   Semua siswa aktif melakukan penjumlahan dengan menggunakan kartu bergambar.
3)   Siswa sangat bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

d.        Tahap Refleksi
Pada siklus II ini peneliti sudah melakukan perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang muncul pada siklus I. Dimana siklus II ini masing-masing siswa tampak aktif dalam menggunakan alat bantu kartu bergambar dan sudah terlihat adanya peningkatan kemampuan siswa dalam menjumlah. Siswa yang kurang teliti dalam menjumlah mulai mengerti dan memaknai arti penjumlahan.















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.       Kesimpulan
Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.        Hasil pembelajaran matematika dengan menggunakan media kartu bergambar ternyata menunjukkan peningkatan yang signifikan ditandai dengan hasil rata-rata tes pada setiap siklus yang meningkat.
2.        Secara keseluruhan respon siswa positif terhadap penjumlahan bilangan bulat melalui penggunaan media kartu bergambar.
B.       Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian seperti yang diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1.         Bagi guru hendaknya dapat memodifikasi permainan kartu bergambar ini untuk memperkenalkan siswa tentang pelajaran matematika sehingga siswa tertarik dan menyukai pelajaran matematika.
2.         Bagi orang tua, dapat juga mengajarkan konsep penjumlahan menggunakan media kartu bergambar di rumah.











DAFTAR PUSTAKA

Doman Glenn. Mengajar Bayi Anda Membaca. Jakarta : Gaya Favorit Press, 1998
Edwards Mary dan Roy. Membantu Anak Memahami Matematika. Jakarta : Gramedia,1993
Gredler, Margaret E. Bell. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta :Rajawali,1991.
Hamalik, Oemar. Media Pendidikan. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1997.
Kasbuloh, Kasihani. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud,1998/1999
Lisnawati. Metode Mengajar Matematika. Jakarta : Rineka Cipta l992
Miarso Y dkk. Definisi Teknologi Pendidikan Satuan Tugas Definisi dan Terminologi AECT. Jakarta:Rajawali, 1986.
Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002
Munandar, Utami. S. C. Mengembangkan Bakat dan kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Grasindo, 1992
Nugraha Ali dkk. Kiat Merangsang Kecerdasan Anak. Bandung : Puspa Swara,2003
Nyimas Aisyah, dkk. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Depdiknas,2007.
Paimin, Ekaningsih. Agar Anak Pintar Matematika. Jakarta : Puspa Swara,1998
Sabarinah, Sri. Inovasi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas,2006