Rabu, 31 Juli 2013

Contoh Cerpen

KAMU dan KAMU LAGI...

Berkeliling kota Jogya begitu mengesankan, udara yang sejuk dan keramaian suasananya yang begitu hangat, menjadi kesan pertama yang tak terlupakan. Kalau diingat-ingat kedatanganku ini, penuh perjuangan hahaha.... berbohong pada orang tua!!!..Nekat memang, hanya untuk mengunjungi kekasihku Toby.
Hari ini, kami punya rencana untuk jalan-jalan ke pantai Kukup. Pantai yang terletak di daerah Gunung Kidul
 “ Perjalanannya lebih kurang 2 jam An” kata Bion saudara jauhku yang juga tinggal di Jogya.
 “ Dua motor aja nih ?” tanyaku pada kak Bion dan juga Toby.
“ iya, kan cuma berempat perginya” mereka serentak menjawab.
Kami semua terlihat gembira akan jalan-jalan kali ini, oh ya selain aku, Toby, kak Bion juga ada seorang teman bernama Mahmud ikut bersama kami.
Udara cerah hari ini, perjalanan kami kelihatan akan lancar. Masker wajah, jaket dan helm menjadi pelindung utama.
“ Tob, kalau di daerah kita gak mesti pake masker ya kan... hehe soalnya gak serame Jogja, polusinya juga tidak banyak, ya kan...” kataku di atas motor membuka pembicaraan dengan Toby.
“ Iya lah, kan Bengkulu sepi...kendaraan bisa dihitung berapaan yang ada di jalan raya. Pegang yang erat ya...” kata Toby sembari senyum.
 Akhirnya kami tiba di pantai Kukup, suasana begitu ramai, banyak pedagang dipinggir jalan masuk ke arah pantai. Ternyata pantai ini tidak kalah indah dari pantai Parangtritis, ada karang-karangnya lagi. Karang yang indah bisa jadi background  untuk mengabadikan kenangan. Kami mengambil beberapa foto di area pantai, begitu juga dengan kak Bion dan Mahmud. Mereka malah lebih narsis lagi hahaha.....
Setelah banyak berkeliling di area pantai, kamipun beristirahat. Hayalanku pun bermain, mengingat perjalanan kasih bersama Toby. Ehmm semua itu bukan hanya hitungan bulan melainkan tahun, dengan proses putus sambung dan keributan. Bahkan semua bermula saat masih di bangku SMP.
“ Hei anak baru!!... boleh kenalan dong” Toby kecil mulai iseng menggangguku yang anak baru kala itu di SMPnya.

“Wah...sombong ya.... “ katamu sambil berlalu dengan senyuman diikuti beberapa orang teman lainnya . Aku saat itu hanya berpikir “ ah anak iseng, keganjenan !!!”.
“Ana... kamu jangan mau tuh diganggu sama Toby, uh..orangnya mengesalkan, pacarnya banyak, nakal dan suka berantem!!” teman sebangkuku mengingatkan.
“ Ah masa ...” tanyaku penasaran.
“ Beneran An, wah dia mah udah terkenal di sekolah kita ini, Cuma gak tau juga sih kalau nanti-nanti berubah”. Aku hanya terdiam mendengar penjelasan Siti. Ya..tentunya mereka lebih tau, dan aku mesti waspada dengan yang namanya Toby ini.
Perjalanan dari rumah menuju sekolah ku tempuh dengan menggunakan jasa angkot. Ya... saat itu aku tinggal bersama keluarga jauhku di Bengkulu, jadi aku harus lebih mandiri. Supir angkot menghentikan angkotnya beberapa saat untuk menaikan penumpang.
“ketemu lagi nih.... kenalan dong murid baru, aku Toby”  Dirimu mengulurkan tangan untuk berjabat tangan. “Uhggg lagi – lagi kamu” pikirku. Tidak di sekolah, di jalan, di angkotpun bertemu.
“ Ana” jawabku singkat.
“ Jangan bosan..., tiap hari bakalan ketemu kok, dan aku bukan anak seperti yang mereka katakan” Dirimu menjelaskan. Padahal aku tidak mempertanyakan gosip itu atau mungkin terlihat dari pandanganku yang menganggap dirimu asing.
Waktu istirahat tiba, kantin merupakan tempat asyik buat menghabiskan waktu istirahat. Lagi- lagi kamu di sana, wih rasanya gimana gitu... seperti disemua tempat ada kamu. Mengesalkan dan ada perasaan lain yang aku tidak tau apa artinya. Kadang senang lihat wajahmu, kadang juga menyebalkan.
Pulang sekolah, seperti biasa menunggu di pinggir jalan buat nunggu angkot yang lewat. Entah kenapa hari itu begitu panas, angkotpun lama sekali tidak lewat-lewat jalan ini. Sampai sekelompok anak dari sekolah lain menghampiri, mulai mengganggu aku dan temanku. Adu mulut dan keisenganpun muncul, kita hampir ribut saat itu, dan lagi-lagi kamu muncul bak seorang pahlawan. Pahlawan kesiangan tentunya, hehe karena memang di siang hari. Dengan tenang dirimu menyelesaikan ribut-ribut mulut itu. Begitu tenangnya persoalan seketika selesai.
“ terima kasih bantuannya” ujarku lemas, karena hampir saja pertikaian terjadi.
“iya Tob, makasih, untung ada kamu “ temanku Siti menambahkan.

“ biasa aja kali, memang aku kan lewat sini juga, dan nunggu angkotnya di sini. Aku kenal mereka, mereka memang suka cari gara-gara, lain kali lebih hati-hati saja” nasehatmu kepada kami.
Sejak itu, pandanganku terhadap Toby berbeda, aku tidak kesal lagi kalau mesti bertemu setiap saat. Karena kita memang satu sekolah. Kesan pertama yang kau buat, kerena memang dirimu adalah anak yang mudah bergaul, ramah, bukan keganjenan...
Saat kau nyatakan cintapun, aku dengan segera menjawan “ iya”. Perjalanan dan liku percintaan yang begitu lama ini pun tidak mulus-mulus saja. Ada godaan, ada juga emosi yang membuat kita menjadi manusia yang lebih dewasa.
Saat ini di Jogya, dirimu menempuh jenjang perkuliahan,sedangkan aku kuliah juga di daerah. Pertemuan ini membuktikan betapa besar cinta dan kerinduan yang ada. Surat-surat cinta pun menjadi saksi betapa jauh perjalanan cinta ini pergi. Canda dan tawa menghiasi hari-hari kita.
“ Heeiii.... kok melamun sambil senyum-senyum sendiri.... Hayoo membayangkan apa?” tanyamu saat ini, yang membuyarkan semua lamunan tempo duluku.
“ Haha...ada aja..... “ jawabku sambil tersenyum dan berlari bersamamu menyisiri bibir pantai Kukup ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar