KAMU dan KAMU LAGI...
Berkeliling kota Jogya
begitu mengesankan, udara yang sejuk dan keramaian suasananya yang begitu
hangat, menjadi kesan pertama yang tak terlupakan. Kalau diingat-ingat
kedatanganku ini, penuh perjuangan hahaha.... berbohong pada orang tua!!!..Nekat
memang, hanya untuk mengunjungi kekasihku Toby.
Hari ini, kami punya rencana
untuk jalan-jalan ke pantai Kukup. Pantai yang terletak di daerah Gunung Kidul
“
Perjalanannya lebih kurang 2 jam An” kata Bion saudara jauhku yang juga tinggal
di Jogya.
“ Dua
motor aja nih ?” tanyaku pada kak Bion dan juga Toby.
“ iya, kan cuma berempat perginya” mereka
serentak menjawab.
Kami semua terlihat gembira akan
jalan-jalan kali ini, oh ya selain aku, Toby, kak Bion juga ada seorang teman
bernama Mahmud ikut bersama kami.
Udara cerah hari ini,
perjalanan kami kelihatan akan lancar. Masker wajah, jaket dan helm menjadi
pelindung utama.
“ Tob, kalau di daerah kita gak mesti pake
masker ya kan... hehe soalnya gak serame Jogja, polusinya juga tidak banyak, ya
kan...” kataku di atas motor membuka pembicaraan dengan Toby.
“ Iya lah, kan Bengkulu sepi...kendaraan bisa
dihitung berapaan yang ada di jalan raya. Pegang yang erat ya...” kata Toby
sembari senyum.
Akhirnya kami tiba di pantai Kukup, suasana begitu
ramai, banyak pedagang dipinggir jalan masuk ke arah pantai. Ternyata pantai
ini tidak kalah indah dari pantai Parangtritis, ada karang-karangnya lagi. Karang
yang indah bisa jadi background untuk
mengabadikan kenangan. Kami mengambil beberapa foto di area pantai, begitu juga
dengan kak Bion dan Mahmud. Mereka malah lebih narsis lagi hahaha.....
Setelah banyak berkeliling
di area pantai, kamipun beristirahat. Hayalanku pun bermain, mengingat
perjalanan kasih bersama Toby. Ehmm semua itu bukan hanya hitungan bulan
melainkan tahun, dengan proses putus sambung dan keributan. Bahkan semua
bermula saat masih di bangku SMP.
“ Hei anak baru!!... boleh kenalan dong” Toby
kecil mulai iseng menggangguku yang anak baru kala itu di SMPnya.
“Wah...sombong ya.... “ katamu sambil berlalu
dengan senyuman diikuti beberapa orang teman lainnya . Aku saat itu hanya
berpikir “ ah anak iseng, keganjenan !!!”.
“Ana... kamu jangan mau tuh diganggu sama
Toby, uh..orangnya mengesalkan, pacarnya banyak, nakal dan suka berantem!!”
teman sebangkuku mengingatkan.
“ Ah masa ...” tanyaku penasaran.
“ Beneran An, wah dia mah udah terkenal di
sekolah kita ini, Cuma gak tau juga sih kalau nanti-nanti berubah”. Aku hanya
terdiam mendengar penjelasan Siti. Ya..tentunya mereka lebih tau, dan aku mesti
waspada dengan yang namanya Toby ini.
Perjalanan dari rumah menuju
sekolah ku tempuh dengan menggunakan jasa angkot. Ya... saat itu aku tinggal
bersama keluarga jauhku di Bengkulu, jadi aku harus lebih mandiri. Supir angkot
menghentikan angkotnya beberapa saat untuk menaikan penumpang.
“ketemu lagi nih.... kenalan dong murid baru,
aku Toby” Dirimu mengulurkan tangan
untuk berjabat tangan. “Uhggg lagi – lagi kamu” pikirku. Tidak di sekolah, di
jalan, di angkotpun bertemu.
“ Ana” jawabku singkat.
“ Jangan bosan..., tiap hari bakalan ketemu
kok, dan aku bukan anak seperti yang mereka katakan” Dirimu menjelaskan.
Padahal aku tidak mempertanyakan gosip itu atau mungkin terlihat dari
pandanganku yang menganggap dirimu asing.
Waktu istirahat tiba, kantin
merupakan tempat asyik buat menghabiskan waktu istirahat. Lagi- lagi kamu di
sana, wih rasanya gimana gitu... seperti disemua tempat ada kamu. Mengesalkan
dan ada perasaan lain yang aku tidak tau apa artinya. Kadang senang lihat
wajahmu, kadang juga menyebalkan.
Pulang sekolah, seperti
biasa menunggu di pinggir jalan buat nunggu angkot yang lewat. Entah kenapa
hari itu begitu panas, angkotpun lama sekali tidak lewat-lewat jalan ini.
Sampai sekelompok anak dari sekolah lain menghampiri, mulai mengganggu aku dan
temanku. Adu mulut dan keisenganpun muncul, kita hampir ribut saat itu, dan
lagi-lagi kamu muncul bak seorang pahlawan. Pahlawan kesiangan tentunya, hehe
karena memang di siang hari. Dengan tenang dirimu menyelesaikan ribut-ribut
mulut itu. Begitu tenangnya persoalan seketika selesai.
“ terima kasih bantuannya” ujarku lemas,
karena hampir saja pertikaian terjadi.
“iya Tob, makasih, untung ada kamu “ temanku
Siti menambahkan.
“ biasa aja kali, memang aku kan lewat sini
juga, dan nunggu angkotnya di sini. Aku kenal mereka, mereka memang suka cari
gara-gara, lain kali lebih hati-hati saja” nasehatmu kepada kami.
Sejak itu, pandanganku
terhadap Toby berbeda, aku tidak kesal lagi kalau mesti bertemu setiap saat.
Karena kita memang satu sekolah. Kesan pertama yang kau buat, kerena memang
dirimu adalah anak yang mudah bergaul, ramah, bukan keganjenan...
Saat kau nyatakan cintapun,
aku dengan segera menjawan “ iya”. Perjalanan dan liku percintaan yang begitu
lama ini pun tidak mulus-mulus saja. Ada godaan, ada juga emosi yang membuat
kita menjadi manusia yang lebih dewasa.
Saat ini di Jogya, dirimu
menempuh jenjang perkuliahan,sedangkan aku kuliah juga di daerah. Pertemuan ini
membuktikan betapa besar cinta dan kerinduan yang ada. Surat-surat cinta pun
menjadi saksi betapa jauh perjalanan cinta ini pergi. Canda dan tawa menghiasi
hari-hari kita.
“ Heeiii.... kok melamun sambil senyum-senyum
sendiri.... Hayoo membayangkan apa?” tanyamu saat ini, yang membuyarkan semua
lamunan tempo duluku.
“ Haha...ada aja..... “ jawabku sambil
tersenyum dan berlari bersamamu menyisiri bibir pantai Kukup ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar